LEMBAR
PENGESAHAN
Permasalahan ini
kami ambil dari Ruang Interne Zaal R.S. AL-IRSYAD SURABAYA, saat mengikuti
Praktek Medical Bedah yang dilaksanakan pada tanggal 06 – 17 Juli 2004
Surabaya, 2004
Mahasiswa
(AGUSTINI SEVENTINA )
NIM : 22004
Mengetahui :
Kepala Ruangan Interne Zaal Pembimbing Ruangan UGD
R.S. AL-IRSYAD R.S. AL-IRSYAD
( ) ( )
NIP.
NIP.
Pembimbing Pendidikan
AKPER UNMUH SURABAYA
( )
NIP.
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat dan
hidayahnya saya bersyukur yang tiada batas ke hadirat Allah SWT yang mana saya
sudah menyelesaikan tugas praktek yang dilaksanakan bulan Juli 2004.
Bila mana dalam makalah ini terdapat
suatu kesalahan dan kekeliruan, saya berharap kritik dan sarannya. Saya akhiri
dengan bacaan Alhamdulillah.
Penulis
BAB
I
A.
DEFINISI
Penyakit infeksi
akut yang mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,
gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran (Kapita Selekta Kedokteran,
edisi 3, 2000)
B.
ETIOLOGI
Penyebab dari
Thypus Abdominalis itu adalah kuman “Salmonella Thyposa”.
C.
PATOFISIOLOGI
|
Penularan penyakit demam
Thypoid disebabkan secara fecal dan oral dan banyak terdapat di masyarakat yang
kurang baik dalam membersihkan lingkungan, sehingga terjadi pencemaran.
D.
GEJALA KLINIS
1. Bibir kering, pecah-pecah
2. Lidah kotor, berselaput putih dan tepi hiperemi
(lidah tifoid)
3. Perut agak kembung dan nyeri tekan.
4. Limfa membesar dan nyeri tekan.
5. Kesadaran apatis
6. Bradikardi relatif
7. Suhu badan meningkat
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap (leukosit, eritrosit,
trombosit, Hb)
2. Leukopenia dengan limfosit relatif
3. Uji widal titer antibodi 0 = 1/200
F.
PENATALAKSANAAN
Terdiri dari tiga bagian :
1. Perawatan
-
Tirah baring
absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.
-
Posisi tubuh
harus diubah-ubah (± 2 jam selang-seling)
-
Mobilisasi
sesuai kondisi.
2. Diet.
-
Makanan
diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula air
lunak, makanan biasa)
-
Mengandung
cukup cairan, TKTP.
-
Bahan makanan
tidak boleh mengandung banyak serat (rendah selulosa) tidak merangsang dan
mennimbulkan gas.
-
Susu dua kali
setiap hari
3. Obat.
-
Anti mikroba
·
Kloromphenikol
(hari bebas panas)
·
Ampicillin
atau amoxillin MG (hasil bebas panas)
·
Cotrimoxazole
(kobinasi trimetropin dan sulfa metoxazole)
-
Obat-obat
symtomatik
·
Antipiretik
·
Kortikosteroid
·
Suportif
·
Penenang
Operasi dilakukan bila terjadi perforasi
G.
KOMPLIKASI
1.
Usus halus
a.
Perdarahan
usus
b.
Perforasi
usus
c.
Peritonitis
2.
Diluar usus
a. Kardiovaskuletr : kegagalan sirkulasi perifer
(renjatan atau sepsis) miokardiotis, trombosis, tropmboplebitis
b. Paru : pneumonia, empiema, pleuritis
c. Darah : anemia hemoplitik, trombositopenia,
sindrom uremia, hemolitik
d. Hepar : hepatitis
e. Ginjal : glumorulanefritis, pyelonefritis, dan
perirephritis
f. Tulang : osteomilitis, periostitis, spondilitis,
arthritis
g. Neuropsikiatrik : dellirium, miningismus,
meningitis, polineuritis perifer, syndroma gullin gaire, psikosis dan syndroma
katatenia.
BAB II
KONSEP ASKEP PADA
THYPUS ABDOMINALIS
A.
PENGKAJIAN
I.
PENGUMPULAN DATA
1. IDENTITAS
Didalam identitas meliputi nama, umur,
jenis kelamin, alamat, pendidikan, no. Registerasi, status perkawinan, agama,
pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal MR.
2.
KELUHAN UTAMA
pada pasien Thypoid biasanya mengeluh
perut merasa mual dan kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Apakah sebelumnya pasien pernah
mengalami sakit Thypoid, apakah tidak pernah, apakah menderita penyakit
lainnya.
4. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada umumnya penyakit pada pasien
Thypoid adalah demam, anorexia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di
perut, pucat (anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor),
gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma.
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Apakah dalam kesehatan keluarga ada
yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang lainnya.
6. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Psiko sosial sangat berpengaruh sekali
terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-gejala yang dalami, apakah
pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.
7. POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN
1) Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan
Perubahan penatalaksanaan kesehatan
yang dapat menimbulkan masalah dalam kesehatannya.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya mual dan muntah, penurunan
nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga
dapat mempengaruhi status nutrisi berubah.
3) Pola aktifitas dan latihan
Pasien akan terganggu aktifitasnya
akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak
akibat penyakitnya.
4) Pola tidur dan aktifitas
Kebiasaan tidur pasien akan terganggu
dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada
waktu tidur.
5) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi
refensi bila dehidrasi karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan.
6) Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada
pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi perubahan.
7) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya
hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri.
8) Pola persepsi dan konsep diri
Didalam perubahan apabila pasien tidak
efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.
9) Pola penanggulangan stress
Stres timbul apabila seorang pasien
tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya.
10) Pola hubungan interpersonil
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi
terhadap hubungan interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam
menjalankan perannya selama sakit.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbulnya distres dalam spiritual pada
pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan
ibadahnya akan terganggu.
8. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, puccat,
mual, perut tidak enak, anorexia.
2) Kepala dan leher
Kepala tidak ada bernjolan, rambut
normal, kelopak mata normal, konjungtiva anemia, mata cowong, muka tidak odema,
pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran
normal leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola
nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri tekan.
4) Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada
suara tambahan, dan tidak terdapat cuping hidung.
5) Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid
yang ditemukan tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan
tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.
6) Sistem integumen
Kulit bersih, turgor kulit menurun,
pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
7) Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare
atau konstipasi, produk kemih pasien
bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.
8) Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas
atas dan bawah atau tidak ada gangguan.
9) Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada
pembesaran kelenjar toroid dan tonsil.
10) Sistem persyarafan
Apakah kesadarn itu penuh atau apatis,
somnolen dan koma, dalam penderita penyakit thypoid.
B. ANALISA
DATA
*
Ds = Pasien
mengatakan badannya demam, panas
Do = Suhu meningkat, bibir kering, lidah kotor
dan tepi lidah dan tengah hiperomi
Mx = Peningkatan suhu tubuh
Kp = Invasi kuman salmonella thyptii
*
Ds = Pasien
mengatakan tidak selera untuk makan (anorixia)
Do = perut
kembung, mual, muntah.
Mx = Peningkatan
suhu
Kp = Penurunan
nafsu makan.
C. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi
kuman salmonella thypii b/d suhu lebih dari normal, mukosa bibir kering, lidah
kotor, tepi dan tengah lidah hiperemi.
2. perubahan nutirsi (kurang dari kebutuhan)
berhubungan dengan anorexia d/d mual, muntah dan perut kembung.
3. cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit d/d paien ketakutan dan gelisah.
4. resiko terjadinya kekurangan vol cairan
berhubungan dengan intake yang kurang dari kebutuhan.
5. potensial terjadinya penularan berhubungan dengan
sifat kuman salmonella.
DX : 1
Peningkatan suhu
tubuh berhubungan dengan invasi kuman salmonella thypii d/b suhu lebih dari
normal, nukosa bibir kering, lidah kotor tepi dabn tengah lidah hiperemi.
Tujuan : suhu tubuh dapat kembali normal (36 oC
–37oC)
Kh : - Suhu tubuh normal (36oC-37oC)
- Nadi normal (70-75 x/menit)
- RR normal (15-20 x/menit)
- Akral hangat
- Mukosa bibir lembab
Rt : 1. jelaskan
pada pasien sebab akibat terjadinya panas.
R/
keluarga dapat mengerti dan kooperatif dalam tindakan.
2. Beri kompres dingin/panas
R/
pemindahan panas secara konduksi
3. berikan pakaian tipis dan menyerap keringat
R/
pemindahan panas secara evaporasi
4. ventilasi ruangan tetap stabil
R/
pemindahan panas asecara radiasi
5. anjurkan pasien untuk minum air banyak
R/
untuk mengganti cairan yang hilang
6. lakuklan obeservasi TTV
R/
monitor keadaan pasien dalam pemberian terapi
7. lakukan kolab dengan dokter dalam pmberian terapi
-
cairan
perinfus
-
antipiretik
dan antibiotik
R/
fungsi interdependent
DX : 2
Perubahan nutrisi (kurang dari
kebutuhan) berhubungan dengan anorixia d/d mual, muntah dan perut kembung.
Tujuan : Kebutuhan
nutrisi dapat terpenuhi
Kh : - adanya selera makan
-
tidak terjadi
mual dan muntah
-
klien dapat
mempertahankan BB nya
-
pasien dapat
menghabiskan makanan setiap waktu makan
Rt : 1. beri
penjelasan pada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi pasien
R/
keluarga dan pasien mengerti dan kooperatif
2. sajikan makanan yang menarik, merangsang selera
dan dalam suasana menyenangkan
R/
meningkatjkan selera makan
3. berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
R/
makanan dalam porsi besar lebih sulit di konsumsi pasien saat anorexia.
4. lakukan perawatan mulut sesudah dan sebelum makan
R/ mengurangi rasa
tidak nyaman dan meningkatkan selera makan
5. monitor intake dan out put
R/ mengetahui
jumlah nutrisi yang masuk
6. timbanmg BB tiap hari
R/ memonitor
hasil asuhan yang dioberikan
7. kolaborasoi dengan dokter dalam pemberian nutrisi
parental dan roboransia
R/ dibutuhkan
bila intake per oral tidka mencukupi efek farmakologis regorantia untuk
meningkatkan nafsu makan.
8. kolaborasi dengan ahli tim gizi
R/ memberikan
bantuan untuk menetapkan diet
0 komentar:
Posting Komentar